PEKANBARU - Pasca setelah lebaran
harga sawit turun, Rp 600 di pengumpul dan di pabrik Rp 800/ Kg.Hal
ini diakibatkan pasokan sawit di PKS (pabrik kelapa sawit) mulai
meluber. Mobil pengantar sawit antri dan mengular selama 2 hari di PKS
(pabrik kelapa sawit).
Hal ini diungkapkan Budi, pengumpul sawit
di Bukit Raya, Selasa (4/9). Harga sawit di pengumpul Rp 700 /Kg dan di
pabrik mencapai Rp 975 /Kg ini terjadi sebelum lebaran. "Setelah
lebaran sampai sekarang harga sawit di pengumpul Rp 600 dan di pabrik
Rp 800/ Kg. Dan PKS (pabrik kelapa sawit) tidak jarang menolak pasokan
sawit dari kami dengan banyak alasan seperti sawitnya kecil,
berondolnya tidak bersih bahkan buahnya yang tidak terlalu masak tidak
diterima, padahal sebelumnuya PKS (pabrik kelapa sawit) menerimanya,"
ujarnya.
Padahal lanjutnya, 3 hari pasca lebaran kami beli sawit warga Rp 800/ Kg karena harga di PKS mencapai Rp 1200/ Kg. Namun akibat mengantri selama 2 hari sawit kami di hargai Rp 600/ Kg dikatakan pihak PKS buahnya selama mengantri mulai menyusut. " Kami membawa 30 Ton sawit dan yang tidak diterima sebanyak 12 Ton dengan tidak diterimanya 18 Ton lagi kerugian kami mencapai Rp 20 juta termasuk minyak dan lainnya," tukasnya.
Sama halnya dengan Sutoyo, petani sawit di pantai raja mengatakan, dengan harga Rp 600/ Kg untuk beli pupuk saja kami tidak sanggup, jadi sawit banyak yang kami biarkan busuk dibatangnya karena upah pemanen lebih mahal daripada harga sawit. "Jika ini berlangsung lama kami tidak bisa berbuat banjyak, kami harap pemerintah ikut campur untuk mengatasi harga sawit ini," ungkapnya. (mg 3)
Padahal lanjutnya, 3 hari pasca lebaran kami beli sawit warga Rp 800/ Kg karena harga di PKS mencapai Rp 1200/ Kg. Namun akibat mengantri selama 2 hari sawit kami di hargai Rp 600/ Kg dikatakan pihak PKS buahnya selama mengantri mulai menyusut. " Kami membawa 30 Ton sawit dan yang tidak diterima sebanyak 12 Ton dengan tidak diterimanya 18 Ton lagi kerugian kami mencapai Rp 20 juta termasuk minyak dan lainnya," tukasnya.
Sama halnya dengan Sutoyo, petani sawit di pantai raja mengatakan, dengan harga Rp 600/ Kg untuk beli pupuk saja kami tidak sanggup, jadi sawit banyak yang kami biarkan busuk dibatangnya karena upah pemanen lebih mahal daripada harga sawit. "Jika ini berlangsung lama kami tidak bisa berbuat banjyak, kami harap pemerintah ikut campur untuk mengatasi harga sawit ini," ungkapnya. (mg 3)
Sumber: Hallo Riau