Rabu, 24 Oktober 2012

Harga Sawit Riau Beringsut Naik

Setelah beberapa pekan mengalami penurunan, akhirnya harga tandan buah sawit Riau mulai beringsut naik. Meski kenaikan harga tipis.

Riauterkini-PEKANBARU-Pekan ini menjadi salah satu momentum bagi petani sawit pada umumnya. Pasalnya, dalam rapat harga yang digelar di Dinas Perkebunan Riau dan dihadiri oleh perwakilan dari perusahaan sawit, petani sawit dan pihak pemerintah (dinas Perkebunan) memutuskan, harga sawit naik.


Hal itu disampaikan Kasi Pembantu Mutu Pengelola Hasil Perkebunan, Dinas perkebunan Provinsi Riau, Ermalina Selasa (23/10) usai pelaksanaan rapat harga di pekan ke-41 tahun 2012. Menurutnya, kenaikan harga sawit merupakan keinginan berbagai pihak.

"Pekan ini harga TBS sawit naik. Kenaikan mencapai 23,17 persen. Kenaikan merupakan imbas dari meningkatnya permintaan pasar dunia. Terutama di China dan India yang mulai membaik kondisi perekonomian kedua negara tersebut," terangnya.

Data hasil rapat harga pekan ke-41 menyebutkan bahwa harga TBS sawit umur sepuluh dan di atas sepuluh tahun mencapai Rp 1.293,65 per kilogram (kg). Jumlah tersebut naik 23,17 persen dibandingkan harga minggu lalu yang hanya Rp 1.270,48 perkg.***(H-we) 

Sumber : www.riauterkini.com

Selasa, 16 Oktober 2012

CRYSTAL-X


CRYSTAL-X diramu dari tumbuhan dan bahan organik yang mengandung Sulfur, Antiseptik, Minyak Vinieill, membunuh kuman dan bakteri, membantu membersihkan kerak atau kotoran di selaput vagina, membantu menghilangkan bau tidak sedap di vagina, membantu penyembuhan dan mencegah  keputihan, membantu mengaktifkan dan melenturkan kembali selaput vagina, membantu menambah kepekaan vagina terhadap daya rangsang, dan membantu pencegahan terjadinya kanker yang berhubungan dengan alat reproduksi wanita.
 
Kelebihan Crystal X
  1. Sudah terdaftar di badan POM sehingga kualitas terjamin aman tanpa efek samping
  2. Terbuat dari bahan organik, resep keraton, seperti daun sirih, daun sisik naga, rumput laut.
  3. Praktis penggunaannya, bisa di bawa saat bulan madu biar lebih mantap.
  4. Penggunaan langsung di Miss V, sehingga langsung membersihkan bagian dalam, kotoran pun keluar.
  5. Mengencangkan otot kewanitaan anda, sehingga terasa sempit kembali.
Cara Pakai Crystal X
  1. Basahi Crystal-X dengan air, kemudian masukan ke miss V sedalam 4cm dan putar kurang lebih 10 hitungan (10 detik).
  2. Keluarkan dan bersihkan dengan air, kemudian dilap dengan kain kering.
  3. Simpan di box penyimpanan disuhu yang normal.
  4. Dipakai 1-2 kali sehari sehabis mandi (untuk perawatan).
  5. Disarankan untuk dipakai 5 menit sebelum dan sesudah berhubungan intim.
  6. Untuk masih gadis, rendam Crystal-X kedalam air kurang lebih 2 menit, gunakan air rendaman untuk mencuci miss V secara terstur.
Setelah Pakai Crystal X
  1. Pemakaian 1-7 hari akan keluar kotoran dari vagina dan masing-masing orang bentuknya beda, ini bukti bahwa ternyata rongga vagina itu kotor dan perlu dibersihkan, pakai terus pastii bersih.
  2. Akan keluar cairan bening yang berefek rasa gatal, hal ini wajar karena cairan bening tersebut mengandung bakteri, terus pakai gatal-gatal akan hilang dengan sendirinya.
  3. Vagina akan bersih, tidak bau, kencang dan menyempit sehingga akan memberikan kepuasan anda & pasangan anda.
  4. Pemakaian jangka panjang tidak akan memberikan efek negatif karena Crystal-X dirangcang untuk mencegah penyakit dan penggunaannya pada organ luar sehingga tidak berefek pada organ dalam.

     MENAMBAH KEMESRAAN DAN MEMPERBAIKI KUALITAS HUBUNGAN SUAMI ISTRI.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Budidaya Kelapa Sawit


I. PENDAHULUAN
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN 
2.1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2.2. Media Tanam  
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyemaian
Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.

3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan 
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :
Pupuk Makro 
>15-15-6-4   Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr).
>12-12-17-2 Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr).
> 12-12-17-2 Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr).  
>POCNASA Mulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali).

Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPER NASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman.

3.2. Teknik Penanaman
3.2.1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
3.2.2. Pembuatan Lubang 
Tanam Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.
3.2.3. Cara Penanaman 
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER GRANUL / SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

3.3. Pemeliharaan Tanaman 
3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan 
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari. 
3.3.2. Penyiangan 
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma. 
3.3.3. Pemupukan 
Anjuran pemupukan sebagai berikut : 

Pupuk Makro 

Urea 
1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 225 kg/ha 1000 kg/ha 

TSP 
1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 
2. Bulan ke 48 & 60 115 kg/ha 750 kg/ha 

MOP/KCl 
1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 200 kg/ha 1200 kg/ha 

Kieserite 
1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 75 kg/ha 600 kg/ha 

Borax 
1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 20 kg/ha 40 kg/ha 

NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April). 

POC NASA 
a. Dosis POC NASA mulai awal tanam : 0-36 bln 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali >36 bln 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali 
b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon 
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon 
Catatan : Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER GRANUL / SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.) 

3.3.4. Pemangkasan Daun 
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu : 
a. Pemangkasan pasir Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan. 
b. Pemangkasan produksi Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan. 
c. Pemangkasan pemeliharaan Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai. 

3.3.5. Kastrasi Bunga 
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan. 

3.3.6. Penyerbukan Buatan 
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga. 
a. Penyerbukan oleh manusia Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.
Cara penyerbukan : 
1. Bak seludang bunga. 
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer. 
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%. 

3.4. Hama dan Penyakit 
3.4.1. Hama 
a. Hama Tungau 
Penyebab : tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. 
Gejala : daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. 
Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR. 
b. Ulat Setora Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona. 
3.4.2. Penyakit 
a. Root Blast 
Penyebab : Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. 
Gejala : bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian : pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. 
Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO. 
b. Garis Kuning 
Penyebab : Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. 
Gejala : bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian : inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. 
Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal. 
c. Dry Basal Rot 
Penyebab : Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. 
Gejala : pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. 
Pengendalian : adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit. 
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki . 

3.5. Panen 
3.5.1. Umur Panen 
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

Minggu, 07 Oktober 2012

Petani Kakao di Mamuju Jadi Penambang Batu


Metrotvnews.com, Mamuju: Petani kakao di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, beralih menjadi penambang batu. Pasalnya, kakao yang mereka kembangkan terus menerus terserang hama.

"Kami sudah putus asa mengembangan kakao karena terus menerus diserang hama. Kakao rusak dan gagal panen akibat serangan hama itu, akibatnya banyak petani beralih menjadi penambang batu gunung," kata Anas, salah seorang petani di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Rabu (3/10).

Ia mengatakan kakao di Kecamatan Tapalang kini sulit diselamatkan lagi karena serangan hama. Apalagi tidak ada penanganan maksimal mencegah serangan hama yang merajalela itu agar petani dapat kembali berproduksi maksimal.

"Tanaman kakao sejumlah petani di Kecamatan Tapalang yang jumlahnya ratusan hektare diserang hama sejak dua tahun terakhir," ujarnya.

Padahal, ada pengembangan kembali tanaman kakao setelah adanya program peningkatan mutu dan kualitas kakao yang dicanangkan pemerintah pusat di Sulbar.

Menurut dia, hama pengerek batang paling ditakuti petani kakao karena membuat tanaman rusak. Kakao petani menjadi tidak layak untuk dipanen.

"Produktivitas kakao petani yang sebelumnya mencapai sekitar 2.000 sampai 3.000 kg per hektare, turun drastis paling tinggi hanya sekitar 50 sampai 100 kg per hektare akibat serangan hama itu," ungkapnya.

Petani kemudian beralih menjadi penambang batu karena pilihan pekerjaan itu lebih dianggap menjanjikan dari pada bertani coklat.

"Dengan menjadi penambang batu gunung, petani mampu menghasilkan uang sampai Rp150 ribu dalam waktu tiga hari dengan tiga kubik batu gunung yang dihasilkan," katanya.(Ant/BEY)

Kamis, 04 Oktober 2012

Harga Sawit Kembali Turun, Getah Karet Mulai Membaik


Petani kelapa sawit di Riau harus kembali mengahadapi fakta turunnya harga tanda buah segar (TBS). Sementara harga getah karet sudah mulai membaik.

Riauterkini-PEKANBARU- Hasil rapat penetapan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Dinas Perkebunan Provinsi Riau menyimpulkan, terjadi penurunan harga TBS dengan kisaran Rp 37,39 perkilogramnya.

"Untuk pekan ini harga TBS kembali mengalami penurunan, sekitar Rp 37 perkilogramnya," ujar Ketua Tim Pelaksana Penetapan Harga Tanda Buah Segar (HTBS) Dinas Perkebunan Riau, Ferry HC Putra saat dihubungi riauterkini, Rabu (19/9/12).

Dijelaskan Ferry, penurunan harga TBS sebulah terakhir merupakan imbas dari libur Idul Fitri. Bukan karena dampak pasar global. "Kondisi pasar global masih baik. Tidak ada masalah. Penurunan harga TBS lebih karena dampak libur Lebaran kemarin," tuturnya.

Menurut Ferry, karena libur Lebaran lalu, banyak pabrik kelapa sawit (PKS) yang belum normal beroperasi. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya antrian panjang truk pemasok TBS di seluruh PKS. "Antrinya ada yang sampai 3 hari. Hal ini memicu penurunan kualitas TBS, sehingga harganya menjadi murah," jelasnya.

Lebih lanjut Ferry mempridiksi dalam dua pekan ke depan situasi kembali normal dan diharapkan harga TBS kelapa sawit bisa mula membaik.




Harga Getah Karet Membaik

Jika harga TBS kelapa sawit terus menurun, tidak demikian dengan harga getah karet. Setelah pemerintah penerapkan pembatasan kuota ekspor, dampaknya langsung terasa dengan mulai membaiknya harga getah.

Menurut data dari Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Cabang Riau, pekan ini harga getah karet mulai naik Rp 1.000 perkilonya.***(mad)
 

Pengiriman

Pengiriman

Pembayaran

Pembayaran

PT. NASA

PT. NASA

Marketing

Marketing